Kamis, 19 Desember 2013

Teori Alam Semesta dalam al-qur’an dan sains.

              Terbentuknya alam semesta atau dalam bahasa ilmiah disebut kosmologi terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang pembentukan alam semesta ini, yaitu teori kabut (Nebula), teori planetisimal, teori pasang surut bintang, teori kondensasi, teori bintang kembar, serta yang paling terbaru dan diakui oleh para ilmuan adalah teori ledakan besar (Big Bang) yang dikemukakan oleh George Lemaitre, seorang ahli astronomi dari Belgia pada tahun 1920-an. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya alam semesta terjadi kira-kira sekitar 15 milyar tahun yang lalu.

                Pada mulanya alam semesta ini merupakan suatu ruangan hampa yang tidak terdapat apa-apa, lalu terbentuklah suatu materi yang terus menerus berputar dan menghasilkan materi baru serta berpadu dengan materi sebelumnya dan membentuk suatu kabut/ gumpalan asap. Gumpalan asap tersebut terus menerus berputar dan menghasilkan materi baru lagi hingga gumpalan asap tersebut semakin lama semakin banyak dan semua materi di angkasa tersebut menyatu dan memadat (terkondensasi) dan terjadilah ledakan yang hebat, kemudian partikel-partikel dari zat itu bertaburan ke semua arah dan membentuk alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta ini telah diciptakan kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang lalu. Ia terbentuk dari ledakan-ledakan kosmik yang bertaburan ke seluruh arah di alam makro kosmos. Jadi kesimpulan dari teori ini adalah bahwa alam semesta itu asalnya tidak ada, lalu tercipta dari sebuah materi dan memmbentuk suatu asap.
                Kemudian asap tersebut bersatu padu menjadi suatu kesatuan yang utuh dan karena menahan tekanan materinya sendiri, maka satu kesatuan materi tersebut menghasilkan ledakan maha dahsyat dan pecahannya menyebar ke seluruh penjuru alam semesta. Teori ini ternyata sudah diinformasikan dalam al-qur’an yang turun pada 14 abad yang lalu dalam surat Qaaf ayat 58 yang menjelaskan bahwa alam semesta ini berawal dari ketidakadaan kemudian Allah menciptakannya, al-fushilat ayat 11 menjelaskan tentang alam semesta yang berawal dari kumpulan asap serta al-anbiya ayat 30 yang menjelaskan bahwa pada mulanya alam semesta adalah suatu kesatuan yang padu dan kemudian Allah pisahkan dengan ledakan maha dahsyat.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِن لُّغُوبٍ -٣٨- 
                “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan” (Q.S. Qaaf 50 : 38)
 ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاء وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ اِئْتِيَا طَوْعاً أَوْ كَرْهاً قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ -١١- 
                “Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. (Al-Fushilat 41 : 11)
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقاً فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ -٣٠-  
                “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?” (Q.S. Al-Anbiya 21 : 30)

                Ayat tersebut membuktikan bahwa al-qur’an bukanlah kitab biasa dan bukanlah ciptaan manusia. Al-qur’an adalah firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan sebuah mukjizat yang Allah berikan pada beliau. Terbentuknya alam semesta ini yang dahulu adalah sebuah satu kesatuan yang padu dan kemudian terpisahkan oleh suatu ledakan yang maha dahsyat ini pun selain terdapat dalam al-qur’an juga terdapat bukti ilmiahnya, yaitu ketika Neil Amstrong berkunjung ke bulan pada tahun 1960-an untuk melakukan pengambilan unsur-unsur yang ada di permukaan bulan dengan tujuan untuk menemukan bahan-bahan obat-obatan yang tidak ada di Bumi atau setidaknya bila bahan tersebut dicampurkan dengan bahan yang ada di Bumi dapat menghasilkan unsur-unsur baru yang belum pernah dikenal manusia. Namun yang terjadi ia pulang dengan membawa bebatuan yang ada di permukaan serta bawah permukaan bulan. Ternyata unsur-unsur penyusun bebatuan itu sama dengan unsur-unsur penyusun permukaan bumi. Hal ini membuktikan bahwa dulunya bumi dan bulan pernah menjadi satu kesatuan seperti teori big bang dan ayat 30 surat al-Anbiya’ tersebut.
Wallahu'alam ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar