Rabu, 20 November 2013

Jadikan Ukhuwah sebagai Semangat Kemajuan Umat Islam


Pada zaman kontemporer sekarang ini, orang-orang semakin cenderung bersifat individualis, bahkan ada sebagian dari mereka yang bersikap acuh terhadap temannya bahkan saudaranya sendiri. Lebih parahnya lagi ada seorang anak yang tidak mengakui ibunya sendiri karena malu jikalau teman-temannya tau bahwa ibunya termasuk orang yang kurang mampu. Sehingga mereka memilih untuk tidak mengakui orangtuanya karena gengsi terhadap teman-temannya. Mereka merasa gengsi untuk bergaul dengan orang-orang yang menurut mereka tidak sekasta dengannya.


Meskipun negara kita tidak sama seperti india kuno yang menganut sistem kasta. Negara menganggap semua orang itu sama sederajat, satu kasta dan dalam hukum pun tidak dibeda-bedakan. Pada kenyataannya orang-orang elit tersebutlah yang membuat sistem kasta itu ada dan mereka cenderung memisahkan diri dari kehidupan orang-orang pada umumnya serta memilih untuk bergaul hanya dengan golongannya saja.

Walau bagaimanapun kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Kasarnya orang-orang berada tidak akan pernah dikatakan berada jika tidak ada orang yang tidak mampu atau miskin. Maka dari itu perlu kita tekankan pada diri kita bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini tidak akan pernah terlepas dari yang namanya bantuan orang lain. Jadi mulailah menghargai teman, saudara bahkan yang lebih dan paling utama adalah menghargai orangtua kita yang sudah memelihara kita sejak kita masih didalam kandungan hingga sampai seperti sekarang ini.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al Hujurat: 10)

Dalam islam kita diwajibkan untuk saling menghargai terhadap sesama apalagi terhadap orang tua kita, karena sesama muslim kita itu bersaudara. Saudara seiman dan seislam. Sudah sepatutnya kita sebagai umat islam menganggap umat islam lainnya sebagai saudara walaupun kita baru bertemu dengan orang tersebut. Jika terhadap orang yang baru kenal saja kita diharuskan menganggapnya sebagai saudara, apalagi teman kita yang sudah lebih lama kita kenali. Kita harus menganggap teman kita sebagai saudara sekandung kita, bahkan dalam islam pun kita dianjurkan untuk mencintai saudara kita sesama umat islam seperti kita mencintai diri kita sendiri.

Dalam hadits diterangkan :
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ  صلى الله عليه وسلم  قَالَ لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Anas r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"

Pada tanggal 5 November yang lalu kita telah mengalami pergantian tahun hijriyah. Moment ini sangat cocok untuk dijadikan awal untuk meningkatkan semangat ukhuwah kita. Dengan ukhuwah islamiyah, kita akan semakin memahami arti dari suatu persaudaraan. Persaudaraan yang saling menghargai satu sama lainnya, saling membantu dalam berbagai hal yang positif, serta saling bahu-membahu dalam pembangunan islam yang sudah hampir satu abad mengalami masa keruntuhan ini.

Mari kita perkuat benteng keimanan dan keislaman kita. Kita perkuat pula tali silaturahmi kita sesama muslim dan saling bahu-membahu dalam pembangunan dunia islam. Karena kita sebagai mahasiswa yang notabenenya sebagai mahasiswa di universitas islam memang sudah seharusnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan islam agar islam dapat berjaya kembali setelah kurang lebih satu abad mengalami keruntuhan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar